Selasa, 14 Oktober 2014

How To Cope Dengue?!

Belakangan ini penyakit demam berdarah dongue (DBD) mulai kembali menyerang beberapa daerah di Indonesia. Biasanya anak-anak dan remajalah yang sering kena penyakit yang satu ini. Penanganan yang tepat diharapkan dapat mencegah jatuhnya korban jiwa. Oleh karena itu sudah selayaknya kita tahu gejala, ciri-ciri serta cara penanggulangan penyakit demam berdarah ini. 
Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini akan menyebarkan virus dengue melalui gigitannya dan mengakibatkan demam berdarah.
Adapun cara untuk mencegah agar tidak terjangkit penyakit DBD yaitu: 
- Pemberantasan nyamuk Aedes aegypti induk dan telurnya untuk menghilangkan perantara virus dan manusia
- Memperkuat daya tahan tubuh dan melindungi dari gigitan nyamuk
- Mengubah perilaku hidup sehat terutama kesehatan lingkungan
Sampai sekarang belum ada obat yang dapat membunuh virus dengue ataupun vaksin demam berdarah, maka upaya untuk pencegahan demam berdarah ditujukan pada pemberantasan nyamuk beserta tempat perindukannya. Oleh karena itu, dasar pencegahan demam berdarah adalah memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat bagaimana cara memberantasan nyamuk dewasa dan sarang nyamuk yang dikenal sebagai pembasmian sarang nyamuk atau PSN. Demi keberhasilan pencegahan demam berdarah, PSN harus dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di rumah, di sekolah, rumah sakit, dan tempat-tempat umum seperti tempat ibadah, makam, dan lain-lain. Dengan demikian masyarakat harus dapat mengubah perilaku hidup sehat terutama meningkatkan kebersihan lingkungan.
Cara memberantas jentik dilakukan dengan cara 3 M yaitu menguras, menutup, dan mengubur, artinya :
Kuras bak mandi seminggu sekali (menguras),
Tutup penyimpanan air rapat-rapat (menutup),
Kubur kaleng, ban bekas, dll. (mengubur).
Kebiasaan-kebiasaan seperti mengganti dan bersihkan tempat minum burung setiap hari atau mengganti dan bersihkan vas bunga, seringkali dilupakan. Kebersihan di luar rumah seperti membersihkan tanaman yang berpelepah dari tampungan air hujan secara teratur atau menanam ikan pada kolam yang sulit dikuras, dapat mengurangi sarang nyamuk.
Pada kolam atau tempat penampungan air yang sulit dikuras dapat diraburkan bubuk abate yang dapat ditaburkan bubuk abate yang dapat membunuh jentik. Bubuk abate ini dapat dibeli di apotek.
Untuk memberantas nyamuk dewasa, upayakan membersihkan tempat-tempat yang disukai oleh nyamuk untuk beristirahat. Kurangi Tempat Untuk Nyamuk Beristirahat.
Jangan menggantung baju bekas pakai (nyamuk sangat suka bau manusia)
Pasang kasa nyamuk pada ventilasi dan jendela rumah
Lindungi bayi ketika tidur di pagi dan siang hari dengan kelambu
Semprot obat nyamuk rumah pagi & sore (jam 8.00 dan 18.00)
Perhatikan kebersihan sekolah, bila kelas gelap dan lembab, semprot dengan obat nyamuk terlebih dahulu sebelum pelajaran mulai
Pengasapan (disebut fogging) hanya dilakukan bila dijumpai penderita yang dirawat atau menginggal. Untuk pengasapan diperlukan laporan dari rumah sakit yang merawat.



Dari data diatas, kebanyakan kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat mengalami penurunan penderita penyakit DBD. Setiap bulannya penderita penyakit DBD berkurang. Hal tersebut membuktikan keberhasilan setiap kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat dalam menanggulangi dan memberantas DBD.
Tentu saja keberhasilan tersebut bukan hanya keberhasilan pemerintah semata, semua dapat tercapai karena kerja sama dari semua pihak, baik pihak pemerintah dan juga pihak masyarakat yang berjuang meningkatkan derajat kesehatan di lingkungannya terutama dari virus dengue yang disebarkan oleh nyamuk.
Data tersebut menunjukan keberhasilan pemerintah dalam mendidik masyarakat untuk melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) yang jadi perantara antara virus dengue dan manusia, mulai dari nyamuk dewasa sampai dengan jentik nyamuk. Selain itu juga, pemerintah berhasil menuntun masyarakat untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebagai pelindung diri dari setiap serangan virus.
Tak hanya pemerintah. Data tersebut juga menunjukan keinginan masyarakat untuk terbebas dari segala masalah kesehatan, salah satunya penyakit DBD. Sehingga masyarakat berusaha keras untuk melakukan PSN.
Kesimpulannya:
Berkurangnya penderita penyakit DBD dikarenakan terlaksananya program PSN di setiap kabupaten/kota di Jawa Barat berkat kerjasama dari pemerintah dan masyarakat.


Sumber:
http://diskes.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/866
http://www.lktm-palembang.com/berita-168-penanggulangan-penyakit-demam-berdarah-dengan-ramuan-herbal-.html
http://ginaseptiani.wordpress.com/2009/04/25/demam-berdarah-dengue-masalah-dan-cara-penanggulangannya/
http://ugm.ac.id/id/berita/8614-penanganan.demam.berdarah.dengue.perlu.peran.masyarakat

Rabu, 08 Oktober 2014

INFO PENYAKIT: VIRUS CORONA MIDDLE EAST RESPIRATORY SYNDROME (MERS)


Virus Corona Middle East Respiratory Syndrome (MERS) merupakan salah satu jenis virus yang menyerang organ pernafasan orang yang mengidapnya yang merupakan jenis penyakit saluran pernafasan yang bisa mengakibatkan kematian. Virus ini merupakan jenis baru dari kelompok Corona virus (Novel Corona Virus). Virus ini pertama kali dilaporkan pada bulan September 2012 di Arab Saudi.
MERS-CoV adalah penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh virus Corona yang menyerang saluran pernapasan mulai dari yg ringan sampai berat. Gejalanya adalah demam, batuk dan sesak nafas, bersifat akut, biasanya pasien memiliki penyakit ko-morbid (median usia 50 tahun (range 2-94 tahun), 61 % kasus laki – laki dengan Ko-morbid.
Ada 9 negara yang telah melaporkan kasus MERS CoV (Perancis, Italia,Jordania, Qatar, ArabSaudi, Tunisia, Jerman, Inggris dan Uni EmiratArab). Semua kasus berhubungan dgnegara di TimurTengah (Jazirah Arab),baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS) kini telah menyebar luas ke berbagai belahan dunia. Penyakit yang disebabkan oleh virus korona ini sudah menyebabkan 100 kematian di berbagai negara.
Meski kasus MERS belum ditemukan di Indonesia, kita tetap perlu waspada terhadap penyakit ini. Selain jumlah tenaga kerja Indonesia yang banyak di negara Timur Tengah, tak sedikit pula warga Indonesia yang bepergian ke Arab Saudi untuk ibadah umroh.
Sejak September 2012 sampai dengan 01 Agustus 2013 jumlah kasus MERS-CoV yang terkonfirmasi sebanyak 94 kasus dan meninggal 47 orang (CFR 50 %). Hingga saat ini belum ada laporan kasus di Indonesia.
Pernyataan WHO tanggal 17 Juli 2013 pada pertemuan IHR Emergency Committee concerning MERS CoV menyatakan bahwa MERS CoV merupakan situasi serius dan perlu perhatian besar namun belum terjadi kejadian darurat kesehatan masyarakat (PHEIC/ Public health emergency of international concern).
Ada beberapa hal yang bisa kita ketahui dalam rangka mengenali apa saja yang menjadi ciri-ciri orang terkena virus yang satu ini. Berikut ciri-ciri penyakit akibat virus MERS:
- Penderita mengalami gangguan pernafasan, seperti nafas pendek.
- Mengalami demam lebih dari 380 C yang disertai gangguan sistem pernafasan.
- Mengalami pneumonia dan gagal ginjal.
- Batuk-batuk dan bersin.
- Merasakan sakit di bagian dada.
- Bersifat akut.
Virus MERS lebih mudah menginfeksi orang yang memiliki kekebalan tubuh yang rendah, misalnya manusia lanjut usia, anak-anak kecil, orang yang sedang dalam perjalan. Maka dari itu sangat penting untuk selalu menjaga kesehatan.
Sekitar separuh dari jumlah penderita meninggal. Sebagian dari penderita dilaporkan menderita penyakit saluran pernapasan tingkat sedang. Sampai saat ini, masih terus dilakukan investigasi mengenai pola penularan MERS-Cov, karena telah ditemukan adanya penularan dari manusia ke manusia yang saling kontak dekat dengan penderita. Penularan dari pasien yang terinfeksi kepada petugas kesehatan yang merawat juga diamati. Selain itu, cluster dari kasus infeksi MERS-Cov di Arab Saudi, Jordania, the United Kingdom, Prancis, Tunisia, dan Italia juga diinvestigasi.
Mengingat potensi penularan virus ini cukup besar, tak ada salahnya kita membekali diri dengan informasi terkait penyakit MERS.
1. Gampang menular
Arab Saudi adalah sumber penularan pertama, dengan jumlah kasus mencapai 378 dan 107 kematian. Tetapi sedikitnya ada 14 negara yang juga melaporkan kasus penyakit ini, antara lain Mesir, Jordania, Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, Tunisia, Malaysia, Oman, Perancis, Yunani, Italia, Inggris, Filipina, dan kini Amerika Serikat. Virus korona penyebab penyakit ini menular antar manusia melalui kontak dekat. Tetapi virus ini juga diektahui menyebar antar hewan.
2. Mematikan
Menurut WHO, sekitar sepertiga orang yang terinfeksi virus MERS meninggal dunia. Kebanyakan kasus yang fatal terjadi pada orang lanjut usia dan orang yang sudah memiliki gangguan medis.
3. Mirip flu
Gejala infeksi MERS antara lain demam dan batuk, sangat mirip dengan flu. MERS juga bisa menyebabkan diare dan sesak napas, dan bisa menyebabkan komplikasi berupa radang paru dan gagal ginjal.
4. Berasal dari unta dan kelelawar
Meski sumber pertama MERS masih belum diketahui, tetap para ilmuwan menduga kuat penyakit ini berasal dari unta. Penelitian mengonfirmasi unta dan kelalawar di Arab Saudi positif memiliki virus ini.
5. Belum ada obatnya
Tidak ada terapi pengobatan penyakit MERS. Orang yang terinfeksi akan diberikan terapi pendukung sesuai gejala-gejala yang dialami. Vaksinnya juga belum ditemukan.
Cara penularan MERS-CoV
Virus ini dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak terdapat transmisi penularan antar manusia yang berkelanjutan.
Kemungkinan penularannya dapat melalui :
1. Penularan langsung: melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batu atau bersin.
2. Penularan tidak langsung: melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.
3. Kontak langsung dengan
Pencegahan dan Pengobatannya
Sampai dengan saat ini memang belum ada vaksin yang spesifik dapat mencegah infeksi MERS-Cov. Selain itu, belum ditemukan juga metode pengobatan yang secara spesifik dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh MERS-Cov. Perawatan medis hanya bersifat supportive untuk meringankan gejala. Tes laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk MERS-Cov tersedia di Kementerian Kesehatan dan beberapa laboratorium internasional, namun tes tersebut bukan tes rutin. Belum ada vaksin yang tersedia. Pengobatan anti viral yang bersifat spesifik belum ada, dan pengobatan yang dilakukan tergantung dari kondisi pasien.
Pencegahan dengan menjalankan pola hidup yang sehat dengan melakukan PHBS (pola hidup bersih dan sehat), dan juga menghindari kontak erat dengan penderita, serta menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan menerapkan etika batuk ketika sakit perlu untuk diterapkan dengan baik pula.
Hal yang dilakukan Kementerian Kesehatan
1. Peningkatan kegiatan pemantauan di point of entry, pintu masuk negara.
2. Penguatan Surveilans epidemiologi termasuk surveilans pneumonia.
3. Pemberitahuan keseluruh Dinkes Provinsi ttg kesiapsiagaan menghadapi MERS CoV, sudah dilakukan sebanyak 3 kali.
4. Pemberitahuan ke 100 RS Rujukan Flu Burung, RSUD dan RS Vertikaltentang kesiapsiagaan dan  tatalaksana MERS CoV.
5. Menyiapkan dan membagikan 5 (lima) dokumen terkait persiapan penanggulangan MERS – CoV, yang terdiri dari:
- Pedoman umum MERS CoV
- Tatalaksana klinis
- Pencegahan Infeksi
- Surveilans di masyarakat umum dan di pintu masuk Negara
- Diagnostik dan laboratorium
KBRI Riyadh senantiasa menghimbau kepada segenap WNI yang berada di Arab Saudi, baik karena bermukim/bekerja maupun sedang melaksanakan umroh agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Menunda pelaksanaan umroh/haji terutama bagi mereka yang kurang sehat, rentan terhadap MERS-CoV dan memiliki riwayat penyakit kronik.
2. Menjaga kesehatan dengan melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
3. Sering membersihkan tangan dan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
4. Segera mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan apabila mengalami gejala demam, batuk, dan kesulitan bernafas (sesak nafas, atau nafas pendek).
5. Melindungi diri dan orang lain dari penyebaran kuman-kuman dan penyakit yang menyerupai influenza dengan mempraktekkan etika batuk dan bersin yang baik, menutup mulut dan hidung dengan tangan atau tissue saat batuk/bersin, dan membuang tissue sesegera mungkin ke tempat pembuangan sampah.
6. Upayakan untuk menghindari kontak dengan orang sakit.
Data dari kematian yang disebabkan oleh Mers-CoV dari bulan April 2012 sampai Juni 2013 tercatat sebagai berikut:
No.
Negara
Kasus
Kematian
1.
Saudi Arabia
49
32
2.
United Kingdom
3
2
3.
Italia
3
0
4.
Perancis
2
1
5.
Jordania
2
2
6.
Qatar
2
0
7.
Tunisia
2
0
8.
Uni Emirat Arab
1
1


Sumber:
http://diskes.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/artikel/detailartikel/59
http://www.kemlu.go.id/Pages/Highlights.aspx?IDP=110&l=id
http://health.liputan6.com/read/682785/mers-cov-penyakit-apa-itu
http://askep-net.blogspot.com/2014/05/penyebab-tanda-gejala-virus-mers-cov.html